Sunday, December 23, 2018

Menghapus Dosa Besar

 Berkata Imaam ibnu Rajab rahimahullaah:

“Jika sempurna tauhid seorang hamba dan keikhlasannya kepada Allah dalam tauhidnya serta ia memenuhi seluruh persyaratan tauhid dengan hatinya dan lisannya serta anggota tubuhnya, atau hanya dengan hatinya dan lisannya tatkala akan meninggal maka hal itu akan mendatangkan pengampunan terhadap seluruh dosa yang telah lalu dan akan mencegahnya sehingga sama sekali tidak masuk neraka”
(Jaami’ul Uluum wal Hikam hal 398; kutip dr ust firanda)
Berkata Syaikhul Islaam Ibnu Taimiyyah rahimahullah
“Tidaklah semua hasanah (kebaikan) akan menghapuskan SELURUH sayyiah (keburukan), akan tetapi terkadang menghapuskan dosa-dosa kecil dan terkadang menghapuskan dosa-dosa besar ditinjau dari keseimbangannya (yaitu apakah hasanah tersebut nilainya besar seimbang dengan nilai dosa tersebut?-pen). Satu jenis amalan terkadang dikerjakan oleh seseorang dengan model yang sempurna keikhlasannya dan peribadatannya kepada Allah maka dengan sebab tersebut Allah mengampuni dosa-dosa besarnya.
(Minhaajus Sunnah An-Nabawiyyah 6/219; kutip dari ust firanda)
Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullaah:
“Amal-amal yang menghapus dosa ini terbagi menjadi tiga tingkatan:
- Yang pertama tidak mampu menghapus dosa-dosa kecil karena lemahnya amal tersebut dan lemahnya keikhlasan pelakunya serta tidak maksimal menjalankan hak-hak amal tersebut. Amal semacam ini semisal obat yang lemah sehingga tidak mampu melawan penyakit dari segi kualitas maupun kuantitas penyakit.
- Yang kedua, amal-amal yang mampu melawan dosa kecil namun belum bisa menghapus satupun dosa besar.
- Sedangkan yang ketiga adalah amal-amal yang punya kekuatan untuk menghapus dosa-dosa kecil dan masih punya sisa kekuatan untuk menghapus sebagian dosa besar.
Renungkan baik-baik tiga tingkatan amal ini karena merenungkannya bisa menghapus berbagai ketidakjelasan.”
(Al Jawab asy Syafi’i, karya Ibnul Qayyim 1/87; kutip dari muslim.or.id)
Diampunkannya dosa seorang pezina karena keikhlashan amalnya
Rasuulullaah shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
بَيْنَمَا كَلْبٌ يُطِيفُ بِرَكِيَّةٍ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ إِذْ رَأَتْهُ بَغِيٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِي إِسْرَائِيلَ
“Tatkala ada seekor anjing yang hampir mati karena kehausan berputar-putar mengelilingi sebuah sumur yang berisi air, tiba-tiba anjing tersebut dilihat oleh seorang wanita pezina dari kaum bani Israil…
فَنَزَعَتْ مُوقَهَا فَسَقَتْهُ فَغُفِرَ لَهَا بِهِ
maka wanita tersebut melepaskan khufnya (sepatunya untuk turun ke sumur dan mengisi air ke sepatu tersebut-pen) lalu memberi minum kepada si anjing tersebut. Maka Allah pun mengampuni wanita tersebut karena amalannya itu”
(HR Al-Bukhari no 3467 dan Muslim no 2245; copas dari ustadz firanda)
Ibnul Qoyyim berkata,
“Apa yang ada di hati wanita pezina yang melihat seekor anjing yang sangat kehausan hingga menjilat-jilat tanah. Meskipun tidak ada alat, tidak ada penolong, dan tidak ada orang yang bisa ia nampakkan amalannya, namun tegak di hatinya (tauhid dan keikhlasan-pen) yang mendorongnya untuk turun ke sumur dan mengisi air di sepatunya, dengan tanpa mempedulikan bisa jadi ia celaka, lalu membawa air yang penuh dalam sepatu tersebut dengan mulutnya agar memungkinkan dirinya untuk memanjat sumur. Salain itu, tawadhu’ wanita pezina ini terhadap makhluk yang biasanya dipukul oleh manusia. Lalu iapun memegang sepatu tersebut dengan tangannya lalu menyodorkannya ke mulut anjing tanpa ada rasa mengharap sedikitpun dari anjing adanya balas jasa atau rasa terima kasih. Maka sinar tauhid yang ada di hatinya tersebut pun membakar dosa-dosa zina yang pernah dilakukannya, maka Allah pun mengampuninya
(Madaarijus Saalikiin 1/280-281; copas dari ustadz firanda)
Diampunkannya dosa seseorang, dan bahkan DIMASUKKAN KEDALAM SURGA, karena ke-ikhlash-an amalannya
Rasuulullaah shallallaahu ‘alayhi wa sallam:
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ
“Tatakala seseorang sedang menyusuri sebuah jalan dalam keadaan haus yang sangat amat, maka iapun mendapati sebuah sumur. Iapun turun ke dalam sumur tersebut lalu minum, lalu keluar dari sumur tersebut.
ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنَ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِى كَانَ بَلَغَ مِنِّى
Tiba-tiba ia melihat seekor anjing sedang menjilat-jilat tanah karena kehausan. Maka iapun berkata : ‘Anjing yang sangat kehuasan sebagaimana haus yang aku rasakan.’
فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلأَ خُفَّهُ مَاءً ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ حَتَّى رَقِىَ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ
Maka iapun turun ke dalam sumur lalu mengisi sepatunya dengan air kemudian ia memegang sepatu dengan mulutnya hingga akhirnya ia memanjat dinding sumur lalu iapun memberi minum anjing tersebut. Maka Allahpun membalas jasanya dan mengampuni dosa-dosanya”
(Muslim no 2244; copas dari ust firanda)
Dalam lafazh yang lain:
فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَأَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ
“Maka Allahpun membalas jasanya lalu memasukannya ke dalam surga”
(HR Al-Bukhari no 173)
Diampunkannya dosa seseorang karena membawa pahala tauhid yang sempurna (tidak menyekutukan Allah sedikitpun juga, baik syirik kecil, apalagi syirik akbar)
Rasuulullaah shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
يُصَاحُ بِرَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُؤُوسِ الْخَلاَئِقِ ، فَيُنْشَرُ لَهُ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ سِجِلاًّ، كُلُّ سِجِلٍّ مَدَّ الْبَصَرِ
“Pada hari kiamat dipanggillah seseorang dari umatku di hadapan seluruh khalayak, lalu dibeberkan kepadanya 99 lembaran catatan amal. Setiap lembaran tersebut (besarnya/panjangnya-pen) sejauh mata memandang.
ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : هَلْ تُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا ؟ فَيَقُولُ : لاَ ، يَا رَبِّ
Kemudian Allah Azza wa Jalla berkata kepadanya, “Apakah ada sesuatu yang engkau ingkari dari catatan-catatan ini?”, ia berkata, “Tidak wahai Robku”.
فَيَقُولُ : أَظَلَمَتْكَ كَتَبَتِي الْحَافِظُونَ ؟ فَيَقُولُ : لاَ
Allah berkata, “Apakah para malaikat pencatat amal telah menzolimi engkau (karena salah mencatat-pen)?”, ia berkata, “Tidak”.
ثُمَّ يَقُولُ : أَلَكَ عُذْرٌ ، أَلَكَ حَسَنَةٌ ؟ فَيُهَابُ الرَّجُلُ ، فَيَقُولُ : لاَ . فَيَقُولُ : بَلَى ، إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَاتٍ ، وَإِنَّهُ لاَ ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْم
Allah berkata, “Apakah engkau punya udzur?, apakah engkau memiliki kebaikan?”. Maka iapun menjadi takut dan berkata, “Tidak”. Allah berkata, “Bahkan engkau memiliki kebaikan-kebaikan di sisi Kami, dan engkau tidak akan didzolimi pada hari ini”.
فَتُخْرَجُ لَهُ بِطَاقَةٌ فِيهَا : أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، قَالَ : فَيَقُولُ : يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ ، مَعَ هَذِهِ السِّجِلاَّتِ ؟ فَيَقُولُ : إِنَّكَ لاَ تُظْلَمُ
Maka dikeluarkanlah baginya sebuah kartu yang terdapat tulisan أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. Iapun berkata, “Wahai Tuhanku apa nilainya kartu ini dibandingkan lembaran-lembaran catatan-catatan amal tersebut?”. Allah berkata, “Engkau tidak akan didzolimi”.
فَتُوضَعُ السِّجِلاَّتُ فِي كِفَّةٍ ، وَالْبِطَاقَةُ فِي كِفَّةٍ ، فَطَاشَتِ السِّجِلاَّتُ ، وَثَقُلَتِ الْبِطَاقَةُ
Maka diletakkanlah lembaran-lembaran catatan amal tersebut di daun timbangan dan diletakkan juga kartu tersebut di daun timbangan yang satunya maka ringanlah lembaran-lembaran tersebut dan lebih berat kartu tersebut”
(HR Imam Ahmad dalam musnadnya 11/571 no 6994, At-Thirmidzi no 2639, dan Ibnu Maajah no 4300; copas dari ustadz firanda)
Berkata Syaikhul Islaam Ibnu Taimiyyah rahimahullah:
Kondisi seperti ini (yaitu diampunkan seluruh dosanya, az) adalah kondisi orang yang mengucapkan syahaadat dengan ikhlas dan sungguh-sungguh sebagaimana yang diucapkan oleh orang ini. Karena para pelaku dosa besar yang masuk dalam neraka semuanya juga mengucapkan Laa ilaaha illaallaah”
(Minhaajus Sunnah An-Nabawiyyah 6/219; kutip dari ust firanda)
Diampunkannya dosa seseorang karena ikhlashnya ia menjauhkan duri ditengah jalan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ ، فَغَفَرَ لَهُ
“Tatkala ada seseorang berjalan di sebuah jalan maka ia mendapati dahan berduri di tengah jalan, maka iapun manjauhkan dahan tersebut maka Allahpun membalasnya dan memaafkan dosa-dosanya1
(HR Al-Bukhari no 652 dan Muslim no 1914; copas dari ust firanda)
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
“Wanita (pezina) ini memberi minum kepada seekor anjing dengan keimanan yang murni yang terdapat dalam hatinya maka iapun diampuni (oleh Allah), tentu saja TIDAK SEMUA pezina yang memberi minum kepada seekor anjing maka akan diampuni.
Demikian pula lelaki yang menjauhkan dahan berduri dari tengah jalan, tatkala itu ia melakukannya dengan keimanan yang murni dan keikhlasan yang memenuhi hatinya, karenanya iapun diampuni.
Karena sesungguhnya amalan-amalan bertingkat-tingkat sesuai dengan kadar keimanan dan keikhlasan yang ada di hati.
Sesungguhnya ada dua orang yang berdiri dalam satu shaf sholat akan tetapi pahala sholat mereka jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya seperti jauhnya jarak antara langit dan bumi.
Dan TIDAK SEMUA orang yang memindahkan dahan berduri dari tengah jalan otomatis diampuni dosa-dosanya [yaitu hanya orang-orang yang pada amalnya terdapat kesempurnaan ikhlash, sehingga ia diampuni dosanya, -abuzuhriy] ”
(Minhaajus Sunnah An-Nabawiyyah 6/221-222; copas dari ust firanda)
Semoga bermanfaat
Catatan Kaki
  1. Maa-syaa Allah…
    Tidakkah kita merenungkan hadits diatas? Lihatlah amalannya tersebut HANYA menjauhkan duri dari jalan, sedangkan dalam hadits lain Nabi bersabda:
    وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ
    dan (cabang keimanan) YANG PALING RENDAH adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan.
    (HR Bukhariy (dalam adabul mufrad), Muslim, dan selainnya)
    Benarlah sabda beliau:
    لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلِقْ
    “Janganlah engkau menyepelakan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya senyuman tatkala bertemu dengan saudaramu”
    (HR Muslim)
    Karena jika engkau mengamalkannya dengan keikhlashan yang sempurna, maka nilainya BESAR disisi Allaah! (yang mana kita bisa mendapatkan pahala yang besar, dan bisa pula menghapuskan dosa-dosa kita, yang bisa saja menghapuskan dosa besar, jika keikhlashannya sempurna!!)
    Sebagaimana pula sabda beliau:
    اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
    “Selamatkanlah diri kalian dari neraka walau hanya melalui sedekah dengan sebelah kurma”
    (HR. Bukhari no. 1417)
    Yaitu sedekah dengan SETENGAH KORMA, adalah amalan yang mungkin kita ANGGAP KECIL/RINGAN.. Tapi bisa menyelamatkan kita dari adzab neraka!! Apabila kita mengamalkannya dengan keikhlashan yang SEMPURNA!
    Bahkan Allah MENIADAKAN AMALAN KURBAN (yang ini merupakan amalan besar), jika dilakukan dengan cara:
    - multi-sesembahan (yaitu dipersembahkan kepadaNya dan juga kepada selainNya),
    - atau multi-niat (yaitu diniatkan karenaNya, tapi diniatkan pula untuk mendapatkan pujian/sanjungan atau tujuan duniawi lainnya)
    Allah berfirman:
    لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُ
    “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”
    (Qs. Al Hajj: 37)
    Maka benarlah pula perkataan Imaam Ibnul Mubaarak:
    رُبَّ عملٍ صغيرٍ تعظِّمهُ النيَّةُ ، وربَّ عمل كبيرٍ تُصَغِّره النيَّةُ
    “Betapa banyak amal yang kecil menjadi bernilai besar karena niat, dan betapa banyak amalan besar yang menjadi bernilai kecil (atau bahkan RUSAK/TIDAK DIANGGAP, -az) karena niat”
    (Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam hal 13; copas dari ustadz firanda) 
     
    sumber : http://hasbisusilo.blogspot.com/2013/11/menghapus-dosa-besar.html
Friday, December 14, 2018

MAKNA DI BALIK ZIKIR “HASBUNALLAH WA NI’MAL WAKIL”





Bismillhirohmanirohim




Kalimat ini termasuk dzikir sederhana, namun mengandung makna yang luar biasa. Dzikir ini menandakan bahwa seorang hamba hanya pasrah pada Allah dan menjadikan-Nya sebagai tempat bersandar. Allah Ta’ala menceritakan mengenai Rasul dan sahabatnya dalam firman-Nya,

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, “hasbunallah wa ni’mal wakiil [cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung]“. ” (QS. Ali ‘Imron: 173)
Kata sahabat Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa “hasbunallah wa ni’mal wakiil” adalah perkataan Nabi ‘Ibrahim ‘alaihis salaam ketika beliau ingin dilempar di api. Sedangkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kalimat tersebut dalam ayat,

إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

“Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,” maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (HR. Bukhari no. 4563)
Renungkanlah Maknanya! Maksud “hasbunallah” ialah Allah-lah yang mencukupi segala urusan mereka. Sedangkan “al wakiil”, berarti orang yang mencukupi. Makna “al wakiil” adalah yang bertanggung jawab (yang menjamin) memberi rizki dan berbagai maslahat bagi hamba.
Dalam tafsir Al Jalalain disebutkan makna dzikir di atas ialah Allah-lah yang mencukupi urusan mereka dan Allah-lah sebaik-baik tempat bersandar dalam segala urusan.
Syaikh As Sa’di dalam kitab tafsirnya memaparkan, “Maksud ‘hasbunallah’ adalah Allah-lah yang mencukupi urusan mereka dan ‘ni’mal wakiil’ adalah Allah-lah sebaik-baik tempat bersandar segala urusan hamba dan yang mendatangkan maslahat.”
Hadits di atas adalah isyarat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada para sahabatnya agar mereka rujuk (kembali) pada Allah Ta’ala, bersandar pada-Nya, sadar bahwa tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari-Nya. … Kalimat “hasbunallah” adalah tanda bahwa hamba benar-benar butuh pada Allah dan itu sudah amat pasti. Lalu tidak ada keselamatan kecuali dari dan dengan pertolongan Allah. Tidak ada tempat berlari kecuali pada Allah. Allah Ta’ala berfirman,

فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ

“Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. ” (QS. Adz Dzariyat: 50) Allah-lah Yang Mencukupi, Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq: 3). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِلَ إِلَيْهِ

“Barangsiapa menyandarkan diri pada sesuatu, maka hatinya akan dipasrahkan padanya” (HR. Tirmidzi no. 2072). Artinya di sini, barangsiapa yang menjadikan makhluk sebagai sandaran hatinya, maka Allah akan membuat makhluk tersebut jadi sandarannya. Maksudnya, urusannya akan sulit dijalani. Hati seharusnya bergantung pada Allah semata, bukan pada makhluk. Jika Allah menjadi sandaran hati, tentu segala urusan akan semakin mudah. Karena Allah-lah yang mendatangkan berbagai kemudahan dan segala sesuatu akan menjadi mudah jika dengan kehendak-Nya.
Ya Allah … Engkau-lah yang mencukupi segala urusan kami, tahu manakah yang maslahat dan yang mengatur segala rizki kami.
Perihal Anjuran istiqomah dalam setiap ibadah/amalan yang dilakukan
#Ibnu Taimiyah
1/447: ومن تجريبات السالكين التي جربوها فألفوها صحيحة أن من أدمن يا حي يا قيوم لا إله إلا أنت أورثه ذلك حياة القلب والعقل . وكان شيخ الإسلام ابن تيمية قدس الله روحه شديد اللهج بها جدا ، وسمعته يقول : من واظب على أربعين مرة كل يوم بين سنة الفجر وصلاة الفجر يا حي يا قيوم ، لا إله إلا أنت ، برحمتك أستغيث حصلت له حياة القلب ، ولم يمت قلبه .:
Dan termasuk di antara percobaan utk salik yg mana hal itu telah aku coba dan muncul bekas yg nampak, yaitu barang siapa melanggengkan membaca ya hayyu ya qoyyum la ilaha illa anta, maka akan menjadikan hidup hatinya. Dan syaikhul islam Ibnu taemiyah sangat menganjurkan hal itu, dan aku mendengar darinya (Ibnu Taimiyah), barang siapa melanggengkan setiap harinya membaca ya hayu ya qoyyum la ilaha illa anta 41x di antara solat sunah fajar dan solat fajar [subuh], maka akan menjadikannya hidup hatinya dan tdk akan mati hatinya (Madarij as salikin: 1/447 : Ibnu Qoyyim)
Dari Aisyah r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, ‘Berbuat sesuatu yang tepat dan benarlah kalian (maksudnya; istiqamahlah dalam amal dan berkatalah yang benar/jujur) dan mendekatlah kalian (mendekati amalan istiqamah dalam amal dan jujur dalam berkata). Dan ketahuilah, bahwa siapapun diantara kalian tidak akan bisa masuk surga dengan amalnya. Dan amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang langgeng (terus menerus) meskipun sedikit. (HR. Bukhari)
Referensi: Mualaf.com & Ust. Qultu Man Ana
sumber : http://hasbisusilo.blogspot.com/2013/11/makna-di-balik-zikir-hasbunallah-wa.html
Wednesday, December 12, 2018

Sistem Perpustakaan Menggunakan PHP dan MYSQL

Sistem Perpustakaan Menggunakan PHP dan MYSQL

 

 
Selamat malem temen temen kali ini saya akan berbagi ilmu PHP MYSQl nahh ... kali ini yang saya share adalah sistem perpustakaan  berbasis web
Sistem perpustkaan ini sendiri mempunyai beberapa fitur Menu antaranya :
 
1. Login Admin
 

2. Katalog Buku
 
 

3. Daftar Peminjam


4. Menu Statistik, Log Aktivitas, Catatan Khas, Anggota  Dan Back up Database

 
Aplikasi ini mempermudah anda dalam melihat daftar Buku yang ada di perpustakaan. Dan aplikasi ini juga mempermudah anda untuk melakukan peminjaman. Peminjaman di dalam aplikasi ini berlaku selama waktu yang di tentukan dan jika anda terlambat dalam pengembalian buku maka anda akan mendapat denda

→ Tata Cara Peminjaman :

  • Pertama-tama masuk ke daftar buku.
  • Selanjutnya Click salah satu judul buku yang anda kehendaki.
  • Kemudian di bagian bawah akan menampilkan tombol untuk peminjaman.
  • Selanjutnya ikuti langkah-langkahnya.
→ Syarat Peminjaman :
  • Telah terdaftar sebagai peminjam. .
  • Setelah anda terdaftar sebagai peminjam, anda juga harus memiliki kartu pendaftaran.
  • Kartu pendaftaran harus dalam masa aktif yang berlaku
  • Kartu pendaftaran dapat di nonaktifkan oleh petugas jika tidak digunakan selama waktu tertentu
→ Tata Cara Pengembalian :
  • Kembalikan buku yang telah anda pinjam kepada petugas.
  • Selanjutnya petugas akan merubah report peminjaman anda.
  • Anda dapat melihat report anda melalui menu»Informasi Pribadi.
  • Masukan kode peminjam anda dan Masukan ID report anda di bagian paling bawa
Nah Temen-temen jika ingin mempelajari nya silahkan download project nya langsung hehehe
buat pembelajaran temen2 semoga bermanfaat :)

Download 

NB : untuk database bisa minta email :D
        susilohasbi@gmail.com
        terima kasih ..
 
sumber : http://hasbisusilo.blogspot.com/2017/10/sistem-perpustakaan-menggunakan-php-dan.html